EKSPLOITASI VS PROTEKSI: UPAYA PERBAIKAN SISTEM PENERIMAAN TENAGA KERJA ASING MELALUI IKUSEI SHŪRŌ
Keywords:
Ikusei Shūrō, Migrasi Tenaga Kerja Asing, Kebijakan Ketenagakerjaan Jepang, Krisis DemografiAbstract
Krisis demografi yang dihadapi Jepang ditandai oleh pelambatan pertumbuhan penduduk usia produktif, yang berdampak langsung pada menurunnya ketersediaan tenaga kerja di berbagai sektor industri. Untuk merespons tantangan ini, sejak tahun 1993 pemerintah Jepang telah membentuk berbagai skema perekrutan tenaga kerja asing, mulai dari Technical Intern Training Program (TITP), Specified Skilled Worker (SSW), hingga kebijakan terbaru Ikusei Shūrō, yang direncanakan mulai berjalan pada tahun 2027 sebagai bagian dari reformasi kebijakan migrasi tenaga kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motivasi di balik kebijakan Ikusei Shūrō dalam konteks dinamika ketenagakerjaan di Jepang. Metode yang digunakan adalah studi literatur, dengan mendokumentasikan berbagai sumber sekunder seperti laporan resmi pemerintah Jepang, artikel ilmiah, kebijakan migrasi, serta pemberitaan media massa Jepang. Pendekatan ini digunakan karena keterbatasan kajian empiris mengenai Ikusei Shūrō, khususnya di luar Jepang, termasuk di Indonesia. Oleh karena itu, kajian pustaka menjadi strategi utama untuk memahami konteks dan implikasi dari kebijakan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan Ikusei Shūrō merupakan upaya pemerintah Jepang untuk memperbaiki citra internasional terkait penerimaan tenaga kerja asing, sekaligus merespons berbagai kritik terhadap praktik eksploitasi dalam skema sebelumnya. Kesimpulan dari studi ini adalah bahwa Ikusei Shūrō tidak hanya berfungsi sebagai solusi atas penurunan sumber daya manusia, tetapi juga sebagai simbol representasi sosial dan diplomasi Jepang dalam era globalisasi ketenagakerjaan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kajian migrasi tenaga kerja asing dan isu-isu ketenagakerjaan di Jepang dalam konteks perubahan sosial dan kebijakan.